Sistem Dilatasi Konstruksi Bangunan
Bangunan, baik itu rumah atau gedung biasanya dibuat berdampingan dengan yang lain. Terlebih saat ini kapasitas lahan semakin sempit sehingga mau tidak mau pembangunan harus padat. Untuk mengoptimalkan konstruksi tersebut, dibutuhkan sistem dilatasi yang memadai. Inilah penjelasan lengkapnya.
Sekilas Tentang Sistem Dilatasi
Bagi orang yang tidak terjun di bidang konstruksi, istilah dilatasi memang terdengar asing. Ini adalah suatu struktur sambungan atau garis di bangunan tertentu yang dibuat karena suatu hal, seperti adanya struktur berbeda.
Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk menghindari terjadinya bencana alam, khususnya gempa. Karena konsep dilatasi sendiri memang dirancang anti gempa. Meskipun menggunakan istilah modern, sebenarnya sistem tersebut telah diterapkan pada bangunan tradisional oleh nenek moyang.
Kapan Sistem Dilatasi Digunakan pada Bangunan?
Anda mungkin bertanya-tanya, pada bangunan seperti apa sistem ini akan digunakan. Umumnya, dilatasi diterapkan pada dua bangunan yang tingkat tekanannya berbeda. Tingkat tekanan berbeda akan menyebabkan bangunan dengan tekanan tinggi memiliki struktur yang lebih tinggi dibandingkan yang tekanannya rendah.
Struktur pada tingkat yang lebih rendah pada gedung bertingkat pastinya lebih kuat. Hal ini sangat penting untuk menjaga daya tahan dan daya tekan bangunan. Penggunaan sistem dilatasi selanjutnya adalah pada struktur tanah yang berbeda.
Sebagai contoh, pada satu rencana bangunan ada dua jenis struktur tanah. Pertama adalah tanah yang kuat dan kedua adalah tanah yang lemah. Maka untuk mengatasi hal ini seseorang harus membuat pondasi sesuai dengan struktur tanah yang ada.
Penerapan lainnya yakni ketika ada deretan ruko pada sebuah komplek, maka struktur akan dibuat dengan tidak menggunakan satu dinding pemisah. Artinya, masing-masing bangunan ruko akan memiliki dinding tersendiri. Meski demikian, bangunan akan tetap terlihat menyatu meski sesungguhnya terpisah. Dengan cara ini, bencana gempa dan sebagainya tidak akan berefek pada bangunan.
Penerapan Sistem Dilatasi Bangunan
Ada beberapa penerapan sistem dilatasi pada bangunan. Inilah beberapa di antaranya:
- Bangunan dengan Tinggi Berbeda-beda. Maksudnya adalah untuk memudahkan pertemuan antara bangunan yang tinggi dan rendah.
- Menjadi pemisah bangunan sayap dengan bangunan induk.
- Penerapan pada bangunan dengan geometris yang lemah.
- Penerapan pada bangunan dengan panjang lebih dari 30 meter.
- Penerapan pada bangunan yang didirikan di atas tanah tidak rata.
- Bangunan yang didirikan pada daerah rawan gempa.
- Bangunan dengan bentuk denah T, L, O, Z, U dan H.
Jenis-Jenis Dilatasi secara Umum
Dilatasi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Dilatasi dengan 2 Kolom
Jenis pertama adalah dilatasi dengan dua kolom. Jenis dilatasi ini biasanya digunakan untuk bangunan dengan bentuk linier atau memanjang. Adanya dilatasi ini menyebabkan jarak kolom menjadi pendek.
2. Dilatasi dengan Balok Kantilever
Jenis kedua ini dikenal dengan dilatasi balok Kantilever. Balok ini memiliki bentang 1/3 dari balok induknya. Di lokasinya, bentang kolom akan diperkecil menjadi 2/3 bentang kolom lain.
3. Dilatasi dengan Balok Gerber
Selanjutnya adalah dilatasi dengan balok Gerber. Dilatasi ini digunakan jika Anda ingin jarak kolomnya sama. Namun, beban horizontalnya cukup besar sehingga mudah jatuh dan lepas.
4. Dilatasi dengan Konsol
Jarak kolom bisa dipertahankan dengan menggunakan sistem ini. Biasanya digunakan untuk bangunan yang memakai material prefabrikasi.
Itulah penjelasan mengenai sistem dilatasi konstruksi bangunan, mulai dari penerapan hingga jenis-jenisnya.